Walaupun sistem tenaga listrik telah dipergunakan semenjak abad ke-19, gangguan harmonik / harmonisa baru dirasakan di akhir abad ke-20. Lantas, perubahan apa yang telah timbul di abad ke-20 sehingga akhirnya timbul gangguan harmonik?
Pada hari-hari awal penggunaan tenaga listrik, kebanyakan beban bersifat linier. Artinya, gelombang keluaran dari beban-beban tersebut berbentuk sama persis dengan gelombang masukannya, yaitu berbentuk sinusoidal.
Seiring dengan kemajuan jaman dan kesadaran manusia akan penghematan enerji, maka terciptalah produk-produk yang jauh lebih efisien. Sebagai contoh, kini pendingin ruangan (AC) telah dilengkapi dengan teknologi inverter sehingga pemakaian listrik lebih efisien dibandingkan dengan model yang belum dilengkapi dengan inverter.
Di sisi lain, beban-beban yang efisien tersebut seringkali merupakan beban non linier. Artinya, gelombang keluaran dari beban-beban tersebut berbeda bentuk dengan gelombang masukannya. Akibatnya, beban non-linier tersebut mendistorsi gelombang pada tempat ia terpasang dan menyebabkan gangguan yang kita kenal dengan gangguan harmonik.
Semua beban yang mengandung perangkat elektronik dan komputer merupakan beban non linier. Oleh karena itu, dewasa ini, hampir semua beban-beban listrik yang ada merupakan beban non linier. Contoh beban-beban yang merupakan sumber harmonik terbesar pada sistem distribusi: sistem pendingin ruangan (chiller & VRV), sistem kontrol motor (inverter, VSD, VSF, dll.) dan alat-alat penerangan (lampu LED, lampu fluorescent, dll.).
Bagaimana cara mendeteksi harmonik pada sistem distribusi Anda? Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.