Rangkuman: Dengan proses maintenance dan ruangan yang baik, usia baterai UPS dapat bertahan lebih lama.

Penggantian baterai UPS merupakan prosedur maintenance yang penting dilakukan untuk memastikan keberlangsungan tenaga listrik. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ini merupakan tindakan yang cukup membebani baik secara anggaran maupun waktu. 

Berikut adalah tips untuk memperpanjang usia baterai UPS agar tahan lebih lama sehingga penggantian baterai bisa menjadi lebih lama dan menghemat anggaran. 

1. Kontrol Temperatur Ruangan

Untuk memaksimalkan usia, baterai UPS disarankan berada pada ruangan yang dingin (sekitar 20-25°C) dan berventilasi. Suhu ruang yang tinggi dapat secara drastis memperpendek usia baterai di mana setiap kenaikan 8-10°C di atas 25°C akan memperpendek usia baterai hingga separuh. 

Hindari penempatan baterai di dekat sumber panas, jendela terbuka, kelembaban tinggi, dan berdebu. Memastikan suhu ruangan yang stabil dan dingin merupakan kunci dari baterai UPS tahan lama.

2. Hindari Siklus Baterai UPS

Setiap kali baterai UPS harus dipakai, maka kira-kira akan terjadi degradasi baterai sebesar 0.002-0.005%. Walaupun hal ini merupakan hal yang wajar karena setiap baterai memiliki usia, namun sekiranya kita bisa menghindari pemakaian UPS pada hal yang tidak perlu, maka tentu usia baterai dapat diperpanjang.

Salah satu strateginya adalah dengan menggunakan Voltage Sag Compensator untuk menemani UPS dalam melakukan proteksi pada sistem distribusi. Berbeda dengan UPS, Voltage Sag Compensator tidak menggunakan baterai dan karena itu memiliki usia yang lebih lama dibandingkan dengan UPS. Untuk gangguan kecil, maka Voltage Sag Compensator dapat bekerja dan membiarkan UPS beristirahat tanpa perlu menggunakan baterainya. Dengan demikian, usia baterai UPS dapat bertahan lebih lama. Secara rata-rata, penggunaan Voltage Sag Compensator dapat mencegah sekitar 85-90% penggunaan baterai yang tidak perlu oleh UPS.

3. Lakukan Proses Charging Dengan Baik

Pastikan UPS selalu tercolok agar baterai selalu berada pada float-charge. Float-charge adalah fase di mana baterai sudah terisi penuh, namun sedikit tegangan tetap diberikan kepada baterai untuk mengkompensasi self-discharge yang alami terjadi pada baterai. Dengan float-charge, baterai UPS akan selalu terisi penuh tanpa terjadinya overcharging. Selalu gunakan charger yang disediakan oleh manufaktur untuk menghindari overcharging dan overvoltage pada baterai.

4. Maintenance dan Inspeksi Rutin

Jadwalkan pengecekan rutin pada baterai dan UPS. Secara kasat mata perhatikan kebocoran, gembung atau karat. Bersihkan dan kencangkan semua sambungan baterai dan terminal untuk mencegah terjadinya resistensi dan panas yang tidak perlu. Bersihkan debu dari UPS untuk memastikan aliran udara yang baik. Lakukan tes berkala seperti load test atau impedance check untuk mendeteksi sel baterai yang sudah lemah secara dini.

5. Penyimpanan Baterai UPS

Jika UPS atau baterai cadangan sedang tidak digunakan, jadwalkan proses charging secara berkala. Secara alami, baterai UPS akan melakukan self-discharge walau sedang tidak digunakan. Dan proses self-discharge ini akan semakin cepat pada suhu ruang yang tinggi. Maka, jika baterai yang disimpan di suhu ruang 20-25°C membutuhkan charging setiap 6 bulan sekali, baterai yang disimpan di suhu ruang yang lebih tinggi akan membutuhkan charging setiap 3 bulan sekali.

Referensi:

  1. Santhosh B R 2025, ‘Transient currents and their impact on data center outages’, LinkedIn, viewed 12 March 2025, https://www.linkedin.com/pulse/transient-currents-impact-data-center-outages-santhosh-b-r-gt93c/.

Ditulis oleh: Kelvin Sutandar